Hannochs Genius 8 Watt LED Lampu Darurat

Hannochs merupakan salah satu merek lokal yang cukup tenar namanya. Punya banyak line-up untuk segmen penerangan baik itu LHE/CFL maupun LED.
Salah satu line-up LED yang akan dibedah kali ini adalah versi Genius 8W/Lampu LED Darurat yang bisa menggunakan AC pada mode normal dan berpindah pada mode back-up menggunakan baterai Lithium saat mode darurat.
Harganya pun masih masuk akal yakni dikisaran 50.000 hingga 60.000 Rupiah perbijinya. Mungkin ada yang menganggap mahal, perlu diingat bahwa harga baterai lithium cukup mahal.

Klaim daya output 8 Watt dengan packing/dus dan build quality bodi lampunya itu sendiri secara feel sangat baik, bisa dibilang setara dengan Philips yang pernah saya bongkar sebelumnya.

Pertama memegang lampu ini terasa cukup berat, mungkin karena bobot baterai lithium itu sendiri.
Untuk membongkarnya juga mudah. Tidak menggunakan lem dkk hanya menggunakan mekanisme pengait yang cukup solid . Beta Suka !!!

 

Menggunakan Aluminium MCPCB sebagai base untuk mounting emitternya . Total ada 22 emitter dengan beberapa pad yang belum terisi, kemungkinan versi 10W juga menggunakan PCB yang sama.

Mode normal

 Mode Darurat

Konfiguasi yang dipakai cukup unik. 4 seri dan 4 paralel + 10 paralel. Mengunakan emitter 9 Volt untuk 3 string atas dan emitter 3 Volt untuk 1 string paling bawah. Hal ini wajar karena baterai lithium yang digunakan adalah 3.6 Volt otomatis penggunaan emitter 3 Volt adalah opsi terbaik.

PCB Driver tampak bawah. Cukup "komplek" tetap rapi/bersih tanpa residu flux, Beta Suka. Perhatikan marking di bagian atas PCB arah jam 11, disitu tertulis 6W. Ahaaaaaa..... Kita lihat nanti saat pengujian output. Kode pada tiap komponen juga tidak dihapus, JOSS dan sudah sepatutnya seperti ini.

Saya malas kalau harus urut jalur satu persatu, akan tetapi saya buatkan blok diagram agar lebih mudah dicerna tentang bagaimana cara kerja lampu ini.
- Dimulai dengan input AC yang disearahkan menjadi DC menggunakan Bridge Rectifier.
- Kemudian ada U1 (MT7832A). DC-DC Constant Current Buck Converter yang beguna untuk menyuplai daya bagi emitter dan charger untuk baterainya itu sendiri.
Pada pengujian saya, lampu ini berkeja hingga tegangan 110Volt "tanpa" penurunan intensitas cahaya. SUPER.
- U4 (MC34063A). Berperan sebagai Buck Converter, untuk menurunkan tegangan emitter ke 4.4 Volt untuk menyuplai daya U3.
- U3 (HM4054C). IC yang digunakan khusus mengontrol proses charge baterai Li-Ion itu sendiri. Mantap.
- U4 (XB5353A). IC ini sebagai proteksi untuk baterai dari Over Voltage, Under Voltage, Overcurrent dkk. Komplit.

Saat dinyalakan menggunakan sumber AC, saklar/mosfet dalam kondisi terbuka sehingga U1 akan menyuplai daya ke emitter sekaligus U4/U3 untuk proses charge.
Disini kelemahannya, Kondisi baterai juga akan mempengaruhi redup terangnya lampu.
Pengukuran saya saat baterai kosong, arus sebesar 200mA (total) yang seharusnya mengalir ke emitter kena diskon hingga turun menjadi 124mA @ 28.2VDC saja atau sekitar 3.5 Watt
Pengukuran saat kapasitas baterai terisi 3/4 arus yang mengalir 135mA @ 28.4VDC atau kisaran 3.8 Watt
Pengukuran saat baterai terisi penuh arus yang mengalir kembali normal dikisaran 196mA @ 29.2VDC atau kisaran 5.7 Watt.

Saat menggunakan sumber baterai/DC, saklar/mosfet dalam kondisi tutup sehingga daya baterai disalurkan langsung ke emitter bawah.
Sayangnya proses step-down ini hanya menggunakan resistor sebagai current limiter yang berakibat intensitas lampu semakin lama akan semakin meredup seiring dengan turunnya tegangan pada baterai itu sendiri.
Hasil pengukuran saat baterai penuh, 0.7A @ 2.96VDC atau sekitar 2 Watt saat mode darurat.

Karena tidak punya heatsrink pengganti otomatis saya tidak bisa membuka bungkus baterainya. Sebagai pembanding baterai 18650.

Grafik diatas adalah kurva baterainya, Kapasitas real 1926mAh dan sesuai dengan klaim 2000mAh.
Untuk pengukuran kali ini saya tidak begitu akurat dikarenakan tidak menggunakan kelvin connection.
Akan tetapi minimal kita tau bahwa baterai yang digunakan asli bukan abal-abal buatan Negeri Api.

Dalam paket penjualan juga disediakan fitting gantung, mungkin targetnya adalah bakul yang mobile seperti tukang bakso/bakwan, pentol, dkk. Tentu saja fitting ini sangat beguna jika di "kendaraan" yang digunakan oleh abang-abang tersebut tidak tersedia listrik. Membawa aki sendiri walau hanya 5A cukup merepotkan belum lagi ditambah berat aki itu sendiri yang lumayan.
Klaim LED yang mampu yang mampu menyala dalam waktu 5 jam adalah logis dan cukup baik ditambah proses charging baterainya sendiri menggunakan real CC/CV IC Controller dengan arus 330mA/4.2V atau secara kalkulasi memakan waktu kisaran ~7 Jam untuk mengisi penuh baterai dari kondisi kosong, sehingga di siang harinya bisa digunakan untuk proses cas hingga penuh.

Jangan khawatir baterai akan terkuras hingga habis (overdrain) dikarenakan telah tersedianya IC yang ditugaskan khusus sebagai bodyguard sehingga baterai tetap aman.

Kesimpulannya
Untuk daerah yang sering kena pemadaman, lampu ini bisa dijadikan opsi pemerangan darurat yang otomatis menyala saat listrik padam (lumayan dengan klaim 5 jam saat menggunakan baterai internalnya).
Saat saklar dimatikan lampu juga ikut mati bukan pindah ke mode darurat.
Secara overall produk ini layak dibeli/pakai walaupun klaim daya sedikit ngibul.
Atau mungkin ngitungnya pakai cara ini, 6 Watt (Normal) + 2 Watt (Darurat) buehehehehe.


Jambu alas kulite ijo
Sing di gagas wes duwe bojo
Jambu Alas by Didi Kempot