Friday, January 13, 2017

USB Charger "Coding" dan Quick Charge ?

Melanjutkan tulisan sebelumnya, kelihatannya masih banyak yang bingung dengan istilah "coding" dan apa fungsinya.
USB 2.0 charging memiliki 4 koneksi yakni V+ dan GND (sumber/catu daya) yang berfungsi selain mengirim daya juga mengirim informasi berupa "tegangan" pada jalur data+ dan data-.
Nah data/informasi inilah yang ditangkap oleh gadget/handphone untuk kemudian menentukan seberapa besar daya yang boleh disedot tanpa membuat charger tersebut overload.
Remember this is a "SMART"Phone.

Perhatikan percobaan saya pada "Xiaomi charger menggunakan Apple 2.1A vs DCP coding 1.5A" yakni hanya merubah coding/tegangan pada pin data+/data- maka arus yang ditarik juga ikut berubah tanpa merubah tegangan/arusnya dari sumbernya.
Dibawah ini beberapa tabel coding/tegangan pada data+/data- yang saya rangkum dari beberapa sumber



Sudah bisa dicerna ?
Terjadi komunikasi satu arah dari charger menuju gadget. Charger memberi info berupa coding tersebut, gadget lah yang menyesuaikan arus yang akan dibebankan sesuai dengan info yang diterimanya.
Hal ini sebenarnya cukup menyebalkan, sebab tiap merk memiliki coding sendiri-sendiri/berbeda yang ujung-ujungnya beberapa handphone memakan waktu yang lebih lama bahkan menolak charging. Padahal charger memiliki daya yang sama, hanya karena berbeda coding tersebut.
Sebut saja beberapa tipe Apple, Samsung, Sony membuat standarisasi sak karep untune dewe.
Inilah kegunaan charger/power bank yang memiliki fitur auto coding yang secara otomatis menyesuaikan coding agar daya yang bisa ditarik oleh handphone dapat semaksimal mungkin.

Berpindah ke masalah Fast Charge atau Quick Charge.
Sesuai dengan arti secara bahasa yang berarti proses charging yang lebih cepat dibanding dengan tipe konvensional, akan tetapi menggunakan mantra tertentu untuk mempersingkat proses pengisian baterai.

Istilah Quick Charger (QC) ini dipakai oleh Qualcomm selaku "produsen/penemu" teknologi charging yang lebih efektif mengingat kapasitas baterai dari suatu perangkat terus membengkak dari tahun ke tahunnya.
sedang Fast Charge dari Samsung, Rapid Charge dari HTC, dan sebangsanya merupakan bahasa "marketing" yang notabene juga merupakan Quick Charge yang dialih bahasakan. Teknologi yang dipakai juga sama persis.
Sebenarnya Quick Charge (tipe USB 2.0) sudah mengalami 3 kali "revisi" yakni 1.0, 2.0A & 2.0B dan yang terakhir 3.0.

Perlu diingat USB 2.0 memiliki spesifikasi 5V @ 2A atau maksimal dikisaran 10 Watt, karena keterbatasan konektor yang dipakai otomatis arus yang mampu dilewatkan juga ikut terbatas.
Nah Quick Charge ini menggunakan trik menaikkan daya hingga batas maksimal kisaran 18 Watt dengan trik menaikkan tegangan dikarenakan menaikkan arus sudah tidak dimungkinkan lagi.
Tegangannya bisa bervariasi dari 5-20 Volt tergantung dari coding QC yang digunakan.
Karena daya yang tersedia 80% lebih besar, otomatis proses charging jauh lebih cepat.


Pembeda lainnya antara Quick Charge dengan Conventional Charge selain tegangan charger itu sendiri juga coding yang dipakai.
Komunikasinya tetap satu arah, akan tetapi coding diletakkan pada gadget bukan pada charger layaknya tipe konvensional. Sehingga arah komunikasinya dibalik menjadi dari gadget ke charger.
Jika kedua perangkat (charger dan gadget) sudah support QC maka Gadget itulah yang akan mengirim instruksi kepada charger agar menaikkan/menyesuaikan tegangan sesuai dengan permintaan gadget
misal gadget meminta 12 Volt, maka dia akan mengirim info berupa tegangan 0.6 Volt pada masing-masing pin data+ dan data-  maka kemudian charger akan menyesuaikan output USB menjadi 12 Volt.

Nah, bagaimana kalau gadgetnya tidak support QC sedang charger/power bank sudah QC ? Apa tidak rusak karena over voltage ?
Secara default output charger QC tetap 5 Volt, akan tetapi charger/power bank dapat menyesuaikan/menaikkan tegangan hanya jika ADA PERMINTAAN/INSTRUKSI dari gadget. Otomatis saat gadget tidak memberikan instruksi apapun kepada charger, tegangannya tidak akan berubah alias tetap 5 Volt.
Are we clear ?!


No I don't care if i sing off key
i find myself in my melody

Bird Set Free by SIA

6 comments:

  1. Mau tanya mas, misal nya kita punya powerbank yang support quick charge, itu berarti kan bisa ambil 12v dari situ, bagai mana caranya? tujuan saya untuk menghidupkan perangkat yg membutuhkan tegangan 12v. Terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sesuai dengan artikel, berarti Om butuh 0.6V baik di data+ maupun data-

      Om bisa pakai baterai AA dengan voltage devider atau apapun sebagai sumber triggernya

      Delete
  2. Permisi mas, numpang nanya:
    Apakah aman kita hanya jumper D+ dan D- pada kabel usb agar jadi kabel usb charge only?
    (Power dari usb Laptop/PC)
    Banyak yang ngeshare trik tersebut di youtube,
    Sekian terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau sumber dayanya dari USB Laptop/PC sebaiknya jangan, karena umumnya hanya didesain untuk menyuplai maks 500mA

      Delete
  3. Numpang nanya juga mas, kalo Hp belum support QC apa bisa di akalin pakai trik ini?
    makasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk QUick Charge Logikanya tidak bisa

      Malah cenderung berbahaya untuk HPnya saat kita akali pin controlnya agar chargernya mengeluarkan output > 5Volt

      Delete