Di artikel sebelumnya saya sudah mempost tentang modifikasi XTar Charger menggunakan TP5000 Based Li-Ion Charging Controller, sayangnya charger tersebut menyerah saat saya coba non stop running test selama seharian penuh dan 1 baterai pun menjadi korban overcharging.
Karena masih penasaran, saya mendesain sendiri PCB tidak dengan menggunakan TP5000 akan tetapi saudaranya TP5100. Perbedaan utama pada maksimum input yang lebih tinggi 5-18Volt
Tuesday, December 27, 2016
Monday, December 12, 2016
Modifikasi Xtar MC1 USB Charger
Tipe ini masuk salah satu charger baterai 18650 dengan harga yang sangat terjangkau. Dalam paket penjualan/dus hanya terdapat :
- Unit Charger.
- Kabel USB to Micro USB.
- Pouch/kantong.
- Beberapa potong lembaran kertas yang kurang berguna.
Sebenarnya sudah ada versi yang lebih baru yakni MC1 Plus dengan peningkatan arus pengisian dari 0.5A (MC1) naik ke 1.0A (MC1 Plus).
Karena tujuan saya adalah memodifikasi chargernya, lebih murah lebih baik tentunya.
- Unit Charger.
- Kabel USB to Micro USB.
- Pouch/kantong.
- Beberapa potong lembaran kertas yang kurang berguna.
Sebenarnya sudah ada versi yang lebih baru yakni MC1 Plus dengan peningkatan arus pengisian dari 0.5A (MC1) naik ke 1.0A (MC1 Plus).
Karena tujuan saya adalah memodifikasi chargernya, lebih murah lebih baik tentunya.
Labels:
18650 Charger,
Modifikasi,
Xtar MC1 Steroid,
Xtar MC1 Teardown
Monday, November 21, 2016
TP5000 Lithium-Ion 4.2V 18650 Battery Charger review
Tinggal di pelosok dengan PLN yang sering / sangat sering mati, mau tidak mau lampu darurat seperti senter sudah seperti kebutuhan pokok.
Di rumah terdapat 2 senter yang biasa saya pakai yakni Acebeam K40M dan Solarforce L2 yang keduanya menggunakan baterai Li-Ion tipe 18650.
Baterai yang digunakan adalah baterai rechargeable atau bisa di cas kembali, saya menggunakan Nitecore i4. Sayangnya proses pengecasan membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam untuk sebuah baterai Panasonic NCR18650A dengan kapasitas 3000mA
dan semalaman penuh untuk 3 buah baterai.
Coba cari alternatif modul charger di toko online dan IC yang paling banyak digunakan adalah TP4056 sayangnya hanya sanggup chaging dengan kapasitas 1A output.
I WANT MORE !!!
Perlu diingat baterai Li-Ion cukup senstitif, oleh sebab itu baterai tipe ini membutuhkan CC/CV Controller.
Saat Kosong, charger akan memulai dengan Constant Current. Begitu mendekati penuh (4.2V) akan berpindah mode ke Constant Voltage agar tidak terjadi Over Charging.
Di rumah terdapat 2 senter yang biasa saya pakai yakni Acebeam K40M dan Solarforce L2 yang keduanya menggunakan baterai Li-Ion tipe 18650.
Baterai yang digunakan adalah baterai rechargeable atau bisa di cas kembali, saya menggunakan Nitecore i4. Sayangnya proses pengecasan membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam untuk sebuah baterai Panasonic NCR18650A dengan kapasitas 3000mA
dan semalaman penuh untuk 3 buah baterai.
Coba cari alternatif modul charger di toko online dan IC yang paling banyak digunakan adalah TP4056 sayangnya hanya sanggup chaging dengan kapasitas 1A output.
I WANT MORE !!!
Perlu diingat baterai Li-Ion cukup senstitif, oleh sebab itu baterai tipe ini membutuhkan CC/CV Controller.
Saat Kosong, charger akan memulai dengan Constant Current. Begitu mendekati penuh (4.2V) akan berpindah mode ke Constant Voltage agar tidak terjadi Over Charging.
Wednesday, November 9, 2016
Teardown / Bedah Lampu LED Philips 9.5 Watt Scene (Dual Color)
Lampu ini memiliki fitur unik, yakni dual color temperature. Putih / Cool White (6500K) dan Kuning / Warm White (3000K).
Cara mengaktifkannya juga unik, saat dinyalakan pertama kali lampu akan berwana putih, saat saklar dimatikan kemudian dinyalakan kembali dengan jeda < 5 detik lampu akan berpidah mode ke warna kuning.
Cocok buat yang ingin mencoba efek warna lampunya itu sendiri. Mayoritas orang lebih familiar dengan putih, akan tetapi ada juga yang suka Kuning. Saya sendiri kurang suka warna Cool White, tapi sayangnya kuningnya juga kebangetan menurut saya :)
Maklum saya lebih terbiasa dengan warna Natural White (4000~ 5000K) yang tidak terlalu putih dan tidak juga terlalu kuning.
Cara mengaktifkannya juga unik, saat dinyalakan pertama kali lampu akan berwana putih, saat saklar dimatikan kemudian dinyalakan kembali dengan jeda < 5 detik lampu akan berpidah mode ke warna kuning.
Cocok buat yang ingin mencoba efek warna lampunya itu sendiri. Mayoritas orang lebih familiar dengan putih, akan tetapi ada juga yang suka Kuning. Saya sendiri kurang suka warna Cool White, tapi sayangnya kuningnya juga kebangetan menurut saya :)
Maklum saya lebih terbiasa dengan warna Natural White (4000~ 5000K) yang tidak terlalu putih dan tidak juga terlalu kuning.
Labels:
Bedah,
Dual Color,
Lampu LED Philips,
Philips E27,
Philips LED 9.5W,
Philips Scene
Sunday, October 23, 2016
Membuat sendiri Constant Current Load / Current Sink / Variable Dummy Load
Rangkaian ini bekerja dengan cara berkebalikan dari Power Supply yang "menghasilkan" tegangan atau arus tertentu.
Untuk menguji Power Supply, baterai dkk kita membutuhkan beban untuk mengetahui respon dari sumber tegangan tersebut saat dibebani apakah tegangan masih teregulasi dengan baik disaat beban tertentu atau malah drop
Bisa juga digunakan untuk mengetahui kapasitas sebuah baterai "Lithium" misalnya.
Ada berbagai macam cara pembebanan, mulai dari Constant Voltage, Constant Current, Constant Resistance, Constant Power dll.
Untuk kali ini kita membahas Constant Current / Arus Tetap (bingung Bahasanya) dan Cara "termudah" menggunakan MOSFET.
Untuk menguji Power Supply, baterai dkk kita membutuhkan beban untuk mengetahui respon dari sumber tegangan tersebut saat dibebani apakah tegangan masih teregulasi dengan baik disaat beban tertentu atau malah drop
Bisa juga digunakan untuk mengetahui kapasitas sebuah baterai "Lithium" misalnya.
Ada berbagai macam cara pembebanan, mulai dari Constant Voltage, Constant Current, Constant Resistance, Constant Power dll.
Untuk kali ini kita membahas Constant Current / Arus Tetap (bingung Bahasanya) dan Cara "termudah" menggunakan MOSFET.
Sunday, October 16, 2016
Blog tidak penting lainnya
Monggo kalau mau berkunjung ke blog saya. Walupun bahasa Inggris saya masih belepotan.
Untuk blog satu ini saya lebih condong ke LED pada pencahayaan "Automotive forward lighting" atau bahasa gaulnya lampu utama, karena mobil/motor model baru sudah mulai beralih ke LED.
torega.wordpess.com
Untuk blog satu ini saya lebih condong ke LED pada pencahayaan "Automotive forward lighting" atau bahasa gaulnya lampu utama, karena mobil/motor model baru sudah mulai beralih ke LED.
torega.wordpess.com
Labels:
Automotive LED Headlight,
LED Driver,
Nichia,
Osram
Saturday, October 8, 2016
Simple test ATX Power Supply Komputer Amacrox Warrior
Merk Amacrox, memang bukan merk terkenal. Saya coba mencari tahu siapakah OEM dari power supply ini dan ternyata buatan FSP Group, Joss. Seri Warrior dengan daya output 350 Watt, Dulu saya membeli power supply ini hanya untuk sistem pas-pasan dan bisa dibilang cukup kecil untuk kebutuhan komputer kelas moderate.
Labels:
350 Watt Power Supply Komputer,
Amacrox,
ATX Power Supply,
FSP,
Warrior
Saturday, October 1, 2016
MP2307 DC-DC Buck Converter / Step Down DC Converter
Harap dimaklumi kalau dirasa mungkin akhir-akhir ini saya lebih suka membahas tentang barang murah dan tidak berhubungan dengan "audio stuff".
Untuk saat ini saya sendiri lebih tertarik masalah LED dan perangkat pendukungnya seperti driver termasuk low power DC-DC Converter.
Saat mengorder Class D Amp PAM8610 kemarin saya juga mencoba salah satu kit DC-DC Converter dengan harga yang juga terjangkau.Rencananya akan dipergunakan sebagai charger/cas handphone butut saya.
Sebenarnya bisa dibilang banyak sekali kit Step Down yang ada di lapak online, akan tetapi kit ini menarik perhatian saya lebih dikarenakan saya tidak melihat adanya freewheel diode di pcb tersebut
Built in Diode ?!
Untuk saat ini saya sendiri lebih tertarik masalah LED dan perangkat pendukungnya seperti driver termasuk low power DC-DC Converter.
Saat mengorder Class D Amp PAM8610 kemarin saya juga mencoba salah satu kit DC-DC Converter dengan harga yang juga terjangkau.Rencananya akan dipergunakan sebagai charger/cas handphone butut saya.
Sebenarnya bisa dibilang banyak sekali kit Step Down yang ada di lapak online, akan tetapi kit ini menarik perhatian saya lebih dikarenakan saya tidak melihat adanya freewheel diode di pcb tersebut
Built in Diode ?!
Saturday, September 24, 2016
PAM8610 Class D Amplifier Review
Sebelum ini saya telah menyinggung masalah PAM8403 Amplifier, dan saya hanya merasa kurang dengan output power yang dihasilkan.
Saya tertarik dengan saudaranya yakni PAM8610. Power yang sedikit lebih besar dari adiknya dan harganya juga masih terjangkau yakni kisaran ~ Rp 30.000 di Toko Online ternama. Coba bungkus satu buat eksperimen.
Satu hal yang agak down side menurut saya adalah dibutuhkannya 12VDC Input, artinya saya tidak bisa menggunakan Power Bank sebagaimana adiknya. Akan tetapi masih bisa saya mentolerir karena kebetulan saya memiliki Aki yang biasanya saya gunakan sebagai sumber/daya penerangan saat listrik padam. Maklum tinggal di pelosok dan sangat rentan dengan hal tersebut.
Saya tertarik dengan saudaranya yakni PAM8610. Power yang sedikit lebih besar dari adiknya dan harganya juga masih terjangkau yakni kisaran ~ Rp 30.000 di Toko Online ternama. Coba bungkus satu buat eksperimen.
Satu hal yang agak down side menurut saya adalah dibutuhkannya 12VDC Input, artinya saya tidak bisa menggunakan Power Bank sebagaimana adiknya. Akan tetapi masih bisa saya mentolerir karena kebetulan saya memiliki Aki yang biasanya saya gunakan sebagai sumber/daya penerangan saat listrik padam. Maklum tinggal di pelosok dan sangat rentan dengan hal tersebut.
Saturday, September 10, 2016
Bedah / Teardown Philips LED 7W (E27)
Balik ke LED lagi dan lagi, kebetulan barusan ambil buat dipasang di teras rumah. Lumayan kalau di belah terlebih dahulu isinya sebelum dipasang.
Bentuk base lampunya sendiri mirip dengan seri 3 Watt dengan heatsink sekunder yang di mold langsung bersama casing.
Bentuk base lampunya sendiri mirip dengan seri 3 Watt dengan heatsink sekunder yang di mold langsung bersama casing.
Labels:
7 Watt,
Bedah,
Modifikasi,
Philips Gen 4,
Philips LED 7W,
Servis LED
Monday, September 5, 2016
PAM8403 Class D Amplifier Review
Kali ini saya tertarik mencoba Amplifier murah meriah PAM8403 buatan Diodes Inc.
Output 3W @ 4 Ohm load dengan power supply 5VDC, cocok untuk tempat saya yang PLNnya sering mati suri
Cukup menggunakan Power Bank and that's it !
Saya membeli dari salah satu situs jual beli online ternama di Indonesia dengan harga Rp 14.500
sebenarnya banyak variannya, hanya saja saya lebih memilih versi dengan Volume control untuk memudahkan saat pengoperasiannya
Potensiometer
yang digunakan memiliki fitur switch, jadi saat diputar berlawanan arah
jarum jam sampai mentok akan terdengar bunyi klik
yang berarti switch dalam kondisi off, perfect!
Dimensinya cukup mungil sekitar 30 x 20 mm dengan tinggi potensio kisaran 15mm
Output 3W @ 4 Ohm load dengan power supply 5VDC, cocok untuk tempat saya yang PLNnya sering mati suri
Cukup menggunakan Power Bank and that's it !
Saya membeli dari salah satu situs jual beli online ternama di Indonesia dengan harga Rp 14.500
sebenarnya banyak variannya, hanya saja saya lebih memilih versi dengan Volume control untuk memudahkan saat pengoperasiannya
yang berarti switch dalam kondisi off, perfect!
Dimensinya cukup mungil sekitar 30 x 20 mm dengan tinggi potensio kisaran 15mm
Labels:
3 Watt,
Amplifier,
Class D,
PAM8403,
Portable Amplifier
Monday, April 18, 2016
Lampu LED (lagi) Philips LED 3 Watt dan 4 Watt Gen 4
Sesuai judulnya, LED ini generasi terbaru dari Philips. Modelnya agak lonjong, dengan daya output 3W dan 4W. Sekilas, dari penampakannya kedua model tersebut bak pinang dibelah kampak. Tetapi setelah dibedah, ternyata berbeda total. Mulai dari emitter yang digunakan, konstruksi casing, dan driver.
Kita mulai dari konstruksi casing. Untuk model 3W cangkang bagian luar menggunakan bahan semacam "plastik" dan di bagian dalam menggunakan aluminium yang dicetak/mold menyatu sedangkan untuk model 4W casing aluminium bagian dalam dapat terpisah dari cangkang luarnya.
Untuk dimitter, 3W menggunakan 12x 2016 (2.0 x 1.6 mm) dan 4W menggunakan 7x 2835 (2.8 x 3.5mm) entah siapa produsen dari emitter ini.
Beralih ke driver, 3W menggunakan rangkaian yang sangat simpel berbeda dengan 4W yang menggunakan constant current ic controller.
Kita mulai dari konstruksi casing. Untuk model 3W cangkang bagian luar menggunakan bahan semacam "plastik" dan di bagian dalam menggunakan aluminium yang dicetak/mold menyatu sedangkan untuk model 4W casing aluminium bagian dalam dapat terpisah dari cangkang luarnya.
Untuk dimitter, 3W menggunakan 12x 2016 (2.0 x 1.6 mm) dan 4W menggunakan 7x 2835 (2.8 x 3.5mm) entah siapa produsen dari emitter ini.
Beralih ke driver, 3W menggunakan rangkaian yang sangat simpel berbeda dengan 4W yang menggunakan constant current ic controller.
Labels:
3Watt 4Watt,
Modifikasi,
Philips Gen 4,
Philips LED 3W 4W
Monday, March 28, 2016
TDA7293 TDA7294
Memang nama TDA7293 atau saudaranya TDA7294 kurang begitu tenar, terlebih jika dibandingkan LM3886 atau LM3875 bahkan LM1875. Termasuk di situs forum audio, IC buatan ST Semiconductor ini memang tidak begitu sering dibahas. Padahal jika melihat beberapa postingan di forum tersebut, IC ini juga dipakai di beberapa lini amplifier buatan Jeff Rowland maupun Linn.
Point utama yang menurut saya menarik adalah supply antara input stage dan output stage (perhatikan Pin7 - Pin13 untuk V+ dan Pin8 - Pin15 untuk V-) yang dibuat terpisah yang berarti kita diberi peluang untuk bermain-main dengan power supply khususnya penggunaan regulated supply pada bagian input stage, tentunya dengan beberapa kondisi/syarat yang harus diikuti.
Point utama yang menurut saya menarik adalah supply antara input stage dan output stage (perhatikan Pin7 - Pin13 untuk V+ dan Pin8 - Pin15 untuk V-) yang dibuat terpisah yang berarti kita diberi peluang untuk bermain-main dengan power supply khususnya penggunaan regulated supply pada bagian input stage, tentunya dengan beberapa kondisi/syarat yang harus diikuti.
Sunday, March 6, 2016
Antimatter Circlotron (Bagian 1)
Circlotron, nama yang sedikit aneh menurut saya dan merupakan topologi yang cukup unik.
Secara umum terdapat "dua" loop (circle) yang masing-masing skema dari loop tersebut identik termasuk power supply-nya. Karena faktor inilah input dari kedua loop tersebut "secara terpaksa" antiphase/berkebalikan agar output juga saling berkebalikan.Untuk lebih detailnya monggo digoogle saja.
Topologi ini ditemukan sejak zaman kakek saya, tentunya masih menggunakan tabung/valve dan satu hal yang pasti saya bukan tube builder. Saya lebih tertarik menggunakan komponen yang lebih "baru".
Secara umum terdapat "dua" loop (circle) yang masing-masing skema dari loop tersebut identik termasuk power supply-nya. Karena faktor inilah input dari kedua loop tersebut "secara terpaksa" antiphase/berkebalikan agar output juga saling berkebalikan.Untuk lebih detailnya monggo digoogle saja.
Topologi ini ditemukan sejak zaman kakek saya, tentunya masih menggunakan tabung/valve dan satu hal yang pasti saya bukan tube builder. Saya lebih tertarik menggunakan komponen yang lebih "baru".
Sunday, January 10, 2016
Snubberized power supply (Quasimodo)
Hal yang umum jika kita memasang snubber pada power supply
(baik untuk Gainclone, Solid state Class A maupun Class A) hanya berdasarkan
hasil ujicoba orang lain ataupun melihat skema power supply dari beberapa merk
ternama tanpa memperhatikan hal yang cukup krusial bahwa trafo yang digunakan
berbeda.
Quasimodo test jig, bisa dibaca dengan detail di diyAudio
forum. Merupakan jig yang memungkinkan kita untuk menentukan nilai snubber
terhadap trafo yang akan kita gunakan. Rangkaiannya cukup sederhana, dimana
hanya memerlukan 555 timer sebagai oscillator, mosfet+driver sebagai switch dan
rangkaian snubber itu sendiri yang terdiri (CRC) yang nantinya akan aplikasikan
pada power supply.
Subscribe to:
Posts (Atom)